Oleh: H Abdul Gafur, Lc MA, Dosen IAIN Antasari Banjarmasin
http://banjarmasin.tribunnews.com/read/artikel/1970/1/1/95190/Hikmah-Dua-Momentum-Bersejarah
PADA 17 Agustus 2011 seluruh rakyat Indonesia memperingati HUT ke-66 Kemerdekaan RI. Sementara bagi muslimin momen tersebut bertepatan dengan 17 Ramadhan memperingati nuzulul Quran.
Proklamasi kemerdekaan merupakan peristiwa paling bersejarah bagi rakyat Indonesia. Tonggak yang mengubah perjalanan sejarah bangsa, membangkitkan semangat kebebasan, dan merdeka dari segala penjajahan.
Kemerdekaan ini merupakan karunia Allah. Kemerdekaan menjadi begitu penting dan istimewa, hingga pemerintah menjadikannya sebagai Hari Libur Nasional di setiap tahunnya.
Sedangkan nuzulul Quran adalah istilah turunnya Alquran dalam waktu tertentu. Prosesnya melalui tiga tahap yaitu pertama, Allah menurunkan Alquran sekaligus ke Lawh Mahfuzh (QS. 85:21-22).
Kedua, Alquran diturunkan dari Lawh Mahfuzh ke langit dunia dengan cara sekaligus dan disimpan di sebuah tempat yang disebut bayt al-‘izzah. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui di mana tempart mulai itu dan bagaimana bentuknya.
Ketiga, Alquran diturunkan dari langit dunia kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur sejak beliau berusia 40 tahun, dalam kurun waktu kurang lebih 23 tahun, yang terbagi menjadi 13 tahun di kota Mekkah dan 10 tahun di kota Madinah.
Kapan Alquran diturunkan?
Alquran sendiri menginformasikan: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS 2:185).
Lebih detilnya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan (lailatul qadr).”
Dengan menyimak dua ayat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Alquran diturunkan pada malam kemuliaan di bulan Ramadan.
Pertanyaannya kemudian, jika Alquran diturunkan pada lailatul qadr, lalu mengapa di Indonesia nuzulul Quran diperingati pada setiap 17 Ramadan, padahal seluruh kaum Muslimin meyakini bahwa lailatul qadr terjadi pada 10 malam terakhir di bulan itu?
Alquran memang diturunkan pada lailatul qadr, tapi dari Lawh Mahfuzh ke bayt al-‘izzah di langit bumi dengan cara sekaligus dan lengkap dari awal hingga akhir surah.
Kemudian mengenai kapan ayat pertama kali (yaitu Surah al-‘Alaq ayat 1-5) yang turun kepada Rasulullah di Gua Hira, maka di sinilah terdapat banyak riwayat dari sahabat sehingga pendapat ulama pun menjadi beragam.
Bahkan Ibnu Hajar al-‘Asqalani menyebutkan dalam kitab Fath al-Bari terdapat kurang lebih 40 pendapat seputar kapan tepatnya nuzulul Quran itu terjadi.
Di antaranya; riwayat Ibnu Umar ra yang menyebutkannya 18 Rabi’ul Awal, Abu Hurairah ra yang meriwayatkannya 27 Rajab, atau riwayat Aisyah, Jabir dan Watsilah bin Asqo ra yang mensinyalir 24 Ramadan.
Menurut al-Mubarakfuriy dalam kitab ar-Rahiq al-Makhthum, wahyu Alquran yang pertama kali turun kepada Rasulullah jatuh pada malam Senin 21 Ramadan yang bertepatan dengan 10 Agustus 610 Masehi.
Ada pendapat yang mengatakan ayat yang pertama kali turun kepada Rasulullah pada 17 Ramadan berasal dari riwayat al-Bara’ bin Azib. Dan riwayat inilah yang menjadi landasan di negara kita dalam memperingati nuzulul Quran.
Mengenai 17 Agustus 1945 yang menjadi momentum paling bersejarah bagi bangsa Indonesia sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertepatan dengan tanggal 17 Ramadan.
Dengan berlandaskan pada riwayat al-Bara’ bin Azib, maka seorang ulama sekaligus tokoh bangsa yang bernama H Agus Salim, memberikan pandangannya kepada Bung Karno bahwa Alquran yang pertama turun terjadi pada 17 Ramadan yang mana bertepatan tanggal 17 Agustus saat itu.
Pandangan ini tentunya membuat Bung Karno sangat senang dan menerimanya dengan baik. Sejak saat itulah, kedua momentum sejarah tersebut diperingati secara nasional, baik Hari Proklamasi Kemerdekaan maupun peringatan nuzulul Quran.
Meskipun nuzulul Quran diperingati tidak seformal Hari Proklamasi Kemerdekaan, tapi negara ini selalu memperingatinya dalam bentuk seremonial keagamaan yang dihadiri presiden dan wakilnya beserta para pejabat tinggi negara lainnya.
Sungguh merupakan sebuah anugerah yang agung dari Yang Maha Kuasa setelah 66 tahun bangsa Indonesia memperingati kembali Hari Kemerdekaan yang bertepatan dengan hari nuzulul Quran.
Satu hal yang perlu digarisbawahi dari kedua momentum paling bersejarah ini adalah bahwa memperingati Hari Kemedekaan bangsa dan hari nuzulul Quran memang penting.
Akan tetapi jauh lebih penting lagi jika ajaran-ajaran Alquran dan nilai-nilai luhur dari kemerdekaan itu sendiri kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam beragama maupun dalam bernegara, sehingga bangsa kita menjadi bangsa yang bermoral dan bermartabat. Semoga.
Wallahu a’lam.
Proklamasi kemerdekaan merupakan peristiwa paling bersejarah bagi rakyat Indonesia. Tonggak yang mengubah perjalanan sejarah bangsa, membangkitkan semangat kebebasan, dan merdeka dari segala penjajahan.
Kemerdekaan ini merupakan karunia Allah. Kemerdekaan menjadi begitu penting dan istimewa, hingga pemerintah menjadikannya sebagai Hari Libur Nasional di setiap tahunnya.
Sedangkan nuzulul Quran adalah istilah turunnya Alquran dalam waktu tertentu. Prosesnya melalui tiga tahap yaitu pertama, Allah menurunkan Alquran sekaligus ke Lawh Mahfuzh (QS. 85:21-22).
Kedua, Alquran diturunkan dari Lawh Mahfuzh ke langit dunia dengan cara sekaligus dan disimpan di sebuah tempat yang disebut bayt al-‘izzah. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui di mana tempart mulai itu dan bagaimana bentuknya.
Ketiga, Alquran diturunkan dari langit dunia kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur sejak beliau berusia 40 tahun, dalam kurun waktu kurang lebih 23 tahun, yang terbagi menjadi 13 tahun di kota Mekkah dan 10 tahun di kota Madinah.
Kapan Alquran diturunkan?
Alquran sendiri menginformasikan: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS 2:185).
Lebih detilnya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan (lailatul qadr).”
Dengan menyimak dua ayat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Alquran diturunkan pada malam kemuliaan di bulan Ramadan.
Pertanyaannya kemudian, jika Alquran diturunkan pada lailatul qadr, lalu mengapa di Indonesia nuzulul Quran diperingati pada setiap 17 Ramadan, padahal seluruh kaum Muslimin meyakini bahwa lailatul qadr terjadi pada 10 malam terakhir di bulan itu?
Alquran memang diturunkan pada lailatul qadr, tapi dari Lawh Mahfuzh ke bayt al-‘izzah di langit bumi dengan cara sekaligus dan lengkap dari awal hingga akhir surah.
Kemudian mengenai kapan ayat pertama kali (yaitu Surah al-‘Alaq ayat 1-5) yang turun kepada Rasulullah di Gua Hira, maka di sinilah terdapat banyak riwayat dari sahabat sehingga pendapat ulama pun menjadi beragam.
Bahkan Ibnu Hajar al-‘Asqalani menyebutkan dalam kitab Fath al-Bari terdapat kurang lebih 40 pendapat seputar kapan tepatnya nuzulul Quran itu terjadi.
Di antaranya; riwayat Ibnu Umar ra yang menyebutkannya 18 Rabi’ul Awal, Abu Hurairah ra yang meriwayatkannya 27 Rajab, atau riwayat Aisyah, Jabir dan Watsilah bin Asqo ra yang mensinyalir 24 Ramadan.
Menurut al-Mubarakfuriy dalam kitab ar-Rahiq al-Makhthum, wahyu Alquran yang pertama kali turun kepada Rasulullah jatuh pada malam Senin 21 Ramadan yang bertepatan dengan 10 Agustus 610 Masehi.
Ada pendapat yang mengatakan ayat yang pertama kali turun kepada Rasulullah pada 17 Ramadan berasal dari riwayat al-Bara’ bin Azib. Dan riwayat inilah yang menjadi landasan di negara kita dalam memperingati nuzulul Quran.
Mengenai 17 Agustus 1945 yang menjadi momentum paling bersejarah bagi bangsa Indonesia sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertepatan dengan tanggal 17 Ramadan.
Dengan berlandaskan pada riwayat al-Bara’ bin Azib, maka seorang ulama sekaligus tokoh bangsa yang bernama H Agus Salim, memberikan pandangannya kepada Bung Karno bahwa Alquran yang pertama turun terjadi pada 17 Ramadan yang mana bertepatan tanggal 17 Agustus saat itu.
Pandangan ini tentunya membuat Bung Karno sangat senang dan menerimanya dengan baik. Sejak saat itulah, kedua momentum sejarah tersebut diperingati secara nasional, baik Hari Proklamasi Kemerdekaan maupun peringatan nuzulul Quran.
Meskipun nuzulul Quran diperingati tidak seformal Hari Proklamasi Kemerdekaan, tapi negara ini selalu memperingatinya dalam bentuk seremonial keagamaan yang dihadiri presiden dan wakilnya beserta para pejabat tinggi negara lainnya.
Sungguh merupakan sebuah anugerah yang agung dari Yang Maha Kuasa setelah 66 tahun bangsa Indonesia memperingati kembali Hari Kemerdekaan yang bertepatan dengan hari nuzulul Quran.
Satu hal yang perlu digarisbawahi dari kedua momentum paling bersejarah ini adalah bahwa memperingati Hari Kemedekaan bangsa dan hari nuzulul Quran memang penting.
Akan tetapi jauh lebih penting lagi jika ajaran-ajaran Alquran dan nilai-nilai luhur dari kemerdekaan itu sendiri kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam beragama maupun dalam bernegara, sehingga bangsa kita menjadi bangsa yang bermoral dan bermartabat. Semoga.
Wallahu a’lam.
http://banjarmasin.tribunnews.com/read/artikel/1970/1/1/95190/Hikmah-Dua-Momentum-Bersejarah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar