Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro mencanangkan gerakan meningkatakan kesejahteraan masyarakat melalui program beternak kambing ”Bisnis Sambil Beramal”. Kegiatan ini akan dilaounching Bupati Bojonegoro Suyoto, di Taman Tirta Wana Desa/Kecamatan Dander, Senin (15/03/2010).
”Kegiatan ini merupakan salah satu upaya kita (Pemkab)untuk mengurangi kemiskinan di sini yang masih mencapai 128.891 KK (kepala keluarga) atau 451 ribu jiwa,” kata Kabag Humas dan Protokoler Pemkab Bojonegoro, Nurhariyanto, Minggu (14/03/2009).
Sebab, saat ini, masyarakat Bojonegoro hanyalah merupakan petani gurem. Petani yang memiliki sedikit lahan. Rata-rata lahan yang digarap masyarakat hanya seluas 0,3 ha. Bahkan tak jarang pula mereka cuman buruh tani dan pekerja serabutan.
”Sulit sekali akan dapat meningkatkan pendapatan kalau hanya bergantung pada lahan seluas itu. Sehingga perlu dicarikan solusi untuk memberikan tambahan pendapatan yang bisa mengangkat kesejahteraannya. Salah satunya melalui usaha kambing,” tegas Jhony -panggilan Nurhariynto.
Menurut dia, usaha kambing ini sangat tepat dan cepat dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat. Sebab, program ini didukung dengan Inseminasi Buatan (IB) gratis kambing Boer dan Etawa. Jadi masyarakat atau pengusaha cukup membeli kambing jawa lokal kemudian dapat di IB untuk memperoleh peranakan yang berkualitas.
”Jangka waktu kelahiran kambing yang sudah di IB rata-rata lima bulan atau setahun dua kali beranak. Hasil peranakan IB ini harganya dua sampai tiga kali lipat dari kambing lokal,” terang pria berkacamata minus ini.
Tahun 2010 ini, kata dia, Pemkab Bojoneoro telah menyediakan semen beku (sperma) kambing Boer dan Etawa sebanyak 7 ribu dosis. Dan, Domba jenis Moreno sebanyak 1.000 dosis dan 9.000 dosis jenis ekor gemuk. Sedangkan tahun 2009 lalu, Pemkab juga telah melakukan IB gratis pada 7.927 ekor kambing lokal.
”Hasilnya sangat menggembirakan. Kambing hasil IB itu sekarang telah beranak dan sebagian masih bunting. Tingkat kebuntingannya mencapai 20 sampai 25 persen,” ungkap Jhony.
Dia menambahkan, gerakan beternak kambing ”Bisnis Sambil Beramal” ini merupakan peluang usaha yang menjanjikan dan menggiurkan. Sebab, usaha ini bisa digeluti perorngan, kelompok maupun swasta. Dengan modal (biaya) murah bisa memberikan hasil yang melimpah.
”Kegiatan ini juga sekaligus untuk menawarkan pada pengusaha. Sehingga dapat membangkitkan usaha kambing di sini,” pungkas Jhony. (Kominfo/PTI)
”Kegiatan ini merupakan salah satu upaya kita (Pemkab)untuk mengurangi kemiskinan di sini yang masih mencapai 128.891 KK (kepala keluarga) atau 451 ribu jiwa,” kata Kabag Humas dan Protokoler Pemkab Bojonegoro, Nurhariyanto, Minggu (14/03/2009).
Sebab, saat ini, masyarakat Bojonegoro hanyalah merupakan petani gurem. Petani yang memiliki sedikit lahan. Rata-rata lahan yang digarap masyarakat hanya seluas 0,3 ha. Bahkan tak jarang pula mereka cuman buruh tani dan pekerja serabutan.
”Sulit sekali akan dapat meningkatkan pendapatan kalau hanya bergantung pada lahan seluas itu. Sehingga perlu dicarikan solusi untuk memberikan tambahan pendapatan yang bisa mengangkat kesejahteraannya. Salah satunya melalui usaha kambing,” tegas Jhony -panggilan Nurhariynto.
Menurut dia, usaha kambing ini sangat tepat dan cepat dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat. Sebab, program ini didukung dengan Inseminasi Buatan (IB) gratis kambing Boer dan Etawa. Jadi masyarakat atau pengusaha cukup membeli kambing jawa lokal kemudian dapat di IB untuk memperoleh peranakan yang berkualitas.
”Jangka waktu kelahiran kambing yang sudah di IB rata-rata lima bulan atau setahun dua kali beranak. Hasil peranakan IB ini harganya dua sampai tiga kali lipat dari kambing lokal,” terang pria berkacamata minus ini.
Tahun 2010 ini, kata dia, Pemkab Bojoneoro telah menyediakan semen beku (sperma) kambing Boer dan Etawa sebanyak 7 ribu dosis. Dan, Domba jenis Moreno sebanyak 1.000 dosis dan 9.000 dosis jenis ekor gemuk. Sedangkan tahun 2009 lalu, Pemkab juga telah melakukan IB gratis pada 7.927 ekor kambing lokal.
”Hasilnya sangat menggembirakan. Kambing hasil IB itu sekarang telah beranak dan sebagian masih bunting. Tingkat kebuntingannya mencapai 20 sampai 25 persen,” ungkap Jhony.
Dia menambahkan, gerakan beternak kambing ”Bisnis Sambil Beramal” ini merupakan peluang usaha yang menjanjikan dan menggiurkan. Sebab, usaha ini bisa digeluti perorngan, kelompok maupun swasta. Dengan modal (biaya) murah bisa memberikan hasil yang melimpah.
”Kegiatan ini juga sekaligus untuk menawarkan pada pengusaha. Sehingga dapat membangkitkan usaha kambing di sini,” pungkas Jhony. (Kominfo/PTI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar