Menjelang ujian nasional (unas) tingkat SMA Senin (22/3) depan, Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro mengimbau kepada penyelenggara dan peserta ujian untuk mewaspadai kemungkinan beredarnya kunci jawaban. Kemungkinan itu perlu diantisipasi untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. "Dan informasi tentang bocoran kunci jawaban unas itu dipastikan tidak benar dan menyesatkan," kata Zainuddin, kepala Disdik Bojonegoro, kemarin (16/3). Menurut dia, naskah soal maupun kunci jawaban unas dipastikan dalam kondisi aman dan rahasia, serta tidak mungkin bocor. Sebab, sejak pembuatan soal, pencetakan sampai pengiriman ke sekolah-sekolah selalu di bawah pengawalan pihak kepolisian. Kalaupun ada informasi naskah soal atau kunci jawaban unas bocor, bisa dipastikan informasi itu bertujuan negatif dan hendak merusak konsentrasi belajar siswa agar tidak lulus unas.
Langkah itu, lanjut Zainuddin, sebagai tindakan hati-hati, karena berkaca pada kejadian tahun lalu. Pada unas tahun lalu, seluruh siswa di beberapa sekolah di suatu kabupaten di Jawa Timur tidak lulus, karena mendapatkan kunci jawaban palsu yang beredar secara umum. Untuk itu, sejak akhir tahun lalu disdik dan pemkab setempat menyosialisasikan tentang kejujuran dalam unas. Tujuannya, mendapatkan hasil unas yang objektif dan fair.
Unas tahun ajaran 2009/2010 akan diikuti 31.419 siswa. Mereka tersebar di 236 sekolah penyelenggara, dari jenjang SMP hingga SMA. Rinciannya, jenjang SMP, baik negeri maupun swasta, sebanyak 12.576 anak. "Sementara untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs), negeri dan swasta, 6.774 siswa," ujar Hanafi, Kabid SMP, SMA, SMK Disdik Bojonegoro, kemarin. Sedangkan jumlah peserta dari SMA, ada 4.896 siswa, baik negeri dan swasta. Madrasah Aliyah (MA) 3.093, dan SMK 4.080 siswa.
Mantan kepala SMAN Tambakrejo ini menjelaskan, dari 236 lembaga penyelenggara, 66 di antaranya digabungkan tempat ujiannya. Penggabungan dilakukan karena lembaga-lembaga tersebut kurang memadai sebagai penyelenggara.
Dia menambahkan, pelaksanaan unas pekan depan juga diawasi secara ketat oleh 1.008 pengawas dari disdik. Juga, dari tim pengawas independen (TPI) 236 orang dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Serta, pengawas satuan pendidikan (PSP) perguruan tinggi swasta yang dikoordinir Universitas Bojonegoro sebanyak 236 orang, dan pihak aparat kepolisian. "Mekanismenya, masing-masing tim pengawas setiap lembaga satu orang dan ditambah satu petugas kepolisian pada setiap sekolah penyelenggara," terangnya.
Hanya, pengawas independen khusus untuk unas SMA sederajat. Mereka mengawasi hingga masuk ruangan. Sedangkan untuk unas SMP dalam bentuk pemantauan saja, tanpa masuk ke ruang ujian. (JP/PTI)
Langkah itu, lanjut Zainuddin, sebagai tindakan hati-hati, karena berkaca pada kejadian tahun lalu. Pada unas tahun lalu, seluruh siswa di beberapa sekolah di suatu kabupaten di Jawa Timur tidak lulus, karena mendapatkan kunci jawaban palsu yang beredar secara umum. Untuk itu, sejak akhir tahun lalu disdik dan pemkab setempat menyosialisasikan tentang kejujuran dalam unas. Tujuannya, mendapatkan hasil unas yang objektif dan fair.
Unas tahun ajaran 2009/2010 akan diikuti 31.419 siswa. Mereka tersebar di 236 sekolah penyelenggara, dari jenjang SMP hingga SMA. Rinciannya, jenjang SMP, baik negeri maupun swasta, sebanyak 12.576 anak. "Sementara untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs), negeri dan swasta, 6.774 siswa," ujar Hanafi, Kabid SMP, SMA, SMK Disdik Bojonegoro, kemarin. Sedangkan jumlah peserta dari SMA, ada 4.896 siswa, baik negeri dan swasta. Madrasah Aliyah (MA) 3.093, dan SMK 4.080 siswa.
Mantan kepala SMAN Tambakrejo ini menjelaskan, dari 236 lembaga penyelenggara, 66 di antaranya digabungkan tempat ujiannya. Penggabungan dilakukan karena lembaga-lembaga tersebut kurang memadai sebagai penyelenggara.
Dia menambahkan, pelaksanaan unas pekan depan juga diawasi secara ketat oleh 1.008 pengawas dari disdik. Juga, dari tim pengawas independen (TPI) 236 orang dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Serta, pengawas satuan pendidikan (PSP) perguruan tinggi swasta yang dikoordinir Universitas Bojonegoro sebanyak 236 orang, dan pihak aparat kepolisian. "Mekanismenya, masing-masing tim pengawas setiap lembaga satu orang dan ditambah satu petugas kepolisian pada setiap sekolah penyelenggara," terangnya.
Hanya, pengawas independen khusus untuk unas SMA sederajat. Mereka mengawasi hingga masuk ruangan. Sedangkan untuk unas SMP dalam bentuk pemantauan saja, tanpa masuk ke ruang ujian. (JP/PTI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar